Pernah nggak sih, kalian merasa stuck di pekerjaan atau bingung menentukan arah karir? Dulu, saya juga pernah ada di fase itu. Rasanya seperti berjalan tanpa arah yang jelas—semuanya terlihat biasa aja, nggak ada yang benar-benar bikin saya semangat. Sampai akhirnya, seorang teman merekomendasikan Tes STIFIn. Awalnya saya skeptis, kayak, “Ah, paling cuma tes-tes kepribadian biasa.” Tapi ternyata hasilnya cukup mind-blowing dan benar-benar ngubah cara saya melihat diri sendiri, bahkan karir saya.
Jadi, untuk kalian yang belum familiar, STIFIn adalah tes yang mengidentifikasi dominasi kecerdasan seseorang berdasarkan lima tipe: Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Instinct. Dari sini, kita bisa tahu core personality kita dan cara terbaik untuk mengembangkan potensi. Kalau dipikir-pikir, tes ini mirip dengan “petunjuk manual” untuk otak kita, jadi nggak perlu trial and error berkepanjangan!
Nah, setelah saya ikut tes, hasilnya menunjukkan bahwa saya tipe Thinking Introvert. Awalnya saya nggak terlalu paham artinya, tapi setelah baca-baca penjelasannya, semuanya mulai nyambung. Misalnya, saya memang lebih nyaman bekerja di belakang layar, merencanakan strategi, dan memecahkan masalah yang kompleks. Nggak heran saya sering merasa capek kalau harus terlalu sering ketemu orang atau kerja di bidang yang terlalu dinamis. Hasil tes ini bener-bener bikin saya sadar, Oh, pantesan aku nggak enjoy banget sama kerjaan yang terlalu banyak interaksi sosial!
Dari situ, saya mulai fokus mencari peluang karir yang sesuai. Saya akhirnya pindah ke peran di bidang analisis data, yang lebih cocok dengan cara kerja otak saya. Dan benar aja, produktivitas saya meningkat, dan saya merasa jauh lebih puas dengan pekerjaan saya. Saya juga jadi lebih percaya diri karena tahu kelebihan dan kelemahan saya. Misalnya, kalau ada kerjaan yang butuh banyak kolaborasi tim, saya nggak lagi memaksakan diri. Sebaliknya, saya mencoba mencari cara untuk menyeimbangkannya dengan kekuatan saya, seperti mengambil peran yang lebih strategis daripada operasional.
Ada beberapa manfaat nyata yang bisa kalian dapatkan dari Tes STIFIn untuk pengembangan karir:
- Memahami Potensi Diri
Hasil tes ini membantu kalian mengenali kekuatan alami. Kalau kalian tipe Feeling, misalnya, kalian cenderung lebih cocok di bidang yang melibatkan empati, seperti HR atau konseling. Jadi, kalian nggak buang-buang waktu mencoba pekerjaan yang nggak sesuai. - Meningkatkan Efisiensi dan Fokus
Setelah tahu tipe kecerdasan, kalian bisa memprioritaskan tugas yang sesuai dengan cara kerja otak kalian. Buat tipe Intuiting, misalnya, bekerja di lingkungan yang serba monoton mungkin terasa melelahkan. Jadi, kalian bisa cari proyek-proyek kreatif yang bikin otak kalian terus “menyala.” - Menghindari Burnout
Salah satu alasan orang merasa capek banget di pekerjaan adalah karena mereka sering memaksakan diri untuk menjadi “versi yang diinginkan” oleh lingkungan. Tes STIFIn ini semacam izin buat kalian menjadi diri sendiri—dan itu nggak apa-apa. - Meningkatkan Hubungan Kerja
Kalian juga bisa memahami cara kerja orang lain berdasarkan tipe STIFIn mereka. Jadi, kalau bos kalian tipe Sensing, misalnya, mereka lebih menghargai data konkret daripada ide-ide abstrak. Dengan memahami ini, komunikasi kalian jadi lebih efektif.
Tentu saja, Tes STIFIn bukan solusi instan. Tapi menurut saya, ini adalah langkah awal yang bagus untuk memahami diri sendiri lebih dalam. Kalau saya nggak ikut tes ini dulu, mungkin sampai sekarang saya masih nyasar-nyasar di dunia karir. Jadi, kalau kalian masih bingung mau kerja di mana atau merasa nggak berkembang di pekerjaan sekarang, coba deh luangkan waktu buat tes ini. Siapa tahu, ini jadi pintu menuju karir impian kalian! 🚀