Halo teman-teman! Apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Kali ini kita mau ngobrolin sesuatu yang menarik, khususnya buat kamu yang mungkin punya teman, keluarga, atau bahkan kamu sendiri adalah tipe Thinking dalam analisis STIFIn. Atau mungkin kamu penasaran, kok ada ya orang yang kelihatannya cuek banget atau bicaranya blak-blakan pakai data melulu? Tantangan Sosial si Tipe Thinking
Nah, tipe Thinking ini kan cenderung mengutamakan logika, data, dan efisiensi. Keputusan diambil berdasarkan analisis objektif, bukan perasaan. Ini kekuatan luar biasa, lho! Mereka jago banget cari solusi, terstruktur, dan bisa berpikir jernih di saat orang lain panik. Tapi, kekuatan ini kadang bisa jadi tantangan, terutama di lingkungan sosial.
Pengalaman saya dulu, saya sering bingung sama teman tipe Thinking. Kok kayaknya susah banget diajak ngobrol santai, maunya langsung to the point? Atau kalau lagi curhat butuh didengerin dan divalidasi perasaannya, eh malah dikasih ‘solusi’ yang logis tapi rasanya nggak nyentuh hati. Mungkin kamu juga pernah merasakan hal serupa?
Baca Juga : Ciri-ciri Anak STIFIn Sensing dan Pola Belajarnya |
Jadi, apa aja sih tantangan sosial yang sering dihadapi atau persepsi orang lain terhadap tipe Thinking ini? Yuk, kita bedah:
1. Terkesan Kurang Empati atau Dingin: Karena fokus pada logika, mereka mungkin kesulitan menunjukkan empati secara verbal atau non-verbal. Bukan berarti nggak peduli, ya! Cuma cara mengungkapkannya beda. Mereka mungkin menunjukkan kepedulian dengan mencarikan solusi praktis.
2. Bicara Terlalu Blak-blakan: Kejujuran dan efisiensi komunikasi itu penting buat mereka. Kadang, ini bisa terdengar kasar atau menyakitkan bagi orang yang lebih mengutamakan perasaan.
3. Sulit dalam Situasi yang Sangat Emosional: Saat suasana penuh emosi, tipe Thinking mungkin merasa canggung atau nggak tahu harus berbuat apa, karena ‘kode’ komunikasi emosional itu beda sama ‘kode’ logika.
4. Lebih Suka Diskusi Substansial daripada Obrolan Ringan (Small Talk): Obrolan basa-basi kadang dianggap nggak efisien atau membuang waktu. Mereka lebih suka langsung membahas ide, konsep, atau masalah yang perlu dipecahkan.
Terus gimana dong? Buat teman-teman tipe Thinking, mengenali ini bisa membantu untuk belajar ‘menyesuaikan volume’ logika saat berinteraksi sosial. Belajar sedikit tentang bahasa ‘perasaan’ atau ‘basa-basi’ bisa sangat membantu. Bukan berarti berubah, ya, tapi menambah ‘skill’ komunikasi.
Buat yang berinteraksi dengan tipe Thinking, coba pahami bahwa cara mereka berkomunikasi adalah cerminan cara berpikir mereka. Jangan langsung baper atau merasa diserang. Coba lihat dari sudut pandang mereka atau tanyakan klarifikasi jika perlu.
Intinya, setiap tipe kepribadian punya keunikan dan tantangannya masing-masing. Memahami perbedaan ini bikin kita bisa berhubungan lebih baik dengan siapa pun.
Bagaimana pengalamanmu berinteraksi dengan tipe Thinking? Atau buat kamu yang Thinking, apa tantangan terbesarmu? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah!